Biologi

Apa pengertian dari Kriptomeri dan Polimeri

Pengertian dari Kriptomeri dan Polimeri adalah:

Kriptomeri adalah gen dominan yang seolah-olah tersembunyi apabila berdiri sendiri-sendiri dan pengaruhnya baru tampak apabila berada bersama-sama dengan gen dominan lainnya. Rasio fenotipe F2 pada peristiwa kriptomeri adalah 9 : 3 : 4.

Polimeri adalah sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi karakter dan bagian yang sama dari suatu organisme. Rasio fenotipe F2 pada peristiwa polimeri adalah 15 : 1.
elson Ehle membuktikan polimeri ketika menyilangkan gandum kulit merah dengan kulit putih. Generasi F1  hasil perbandingan tersebut menghasilkan 100% gandum kulit merah. Persilangan F1 menghasilkan generasi F2  dengan perbandingan kulit merah dan putih sebesar 15:1. Dari perbandingan tersebut dapat diduga bahwa persilangan yang dilakukan merupakan persilangan dihibrid.

Perbandingan 15:1 merupakan modifikasi dari hukum Mendel mengenai persilangan dihibrid. Perbandingan 15:1 dihasilkan dari modifikasi perbandingan (9+3+3) : 1. Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa gen pembawa sifat merah adalah dominan dan terdapat dua pasang alel yang menentukan sifat kulit merah.

Salah satu penyimpangan dari hukum Mendel adalah kriptomeri, yaitu gen dengan sifat dominan yang hanya akan muncul jika hadir bersama dengan gen dominan lainnya. Peristiwa ini sendiri untuk pertama kalinya diamati oleh Correns pada persilangan bunga Linaria maroccana dari galur alaminya, yaitu warna merah dan putih.

Hasil F1 dari persilangan tersebut ternyata dapat menghasilkan bunga yang berwarna ungu seluruhnya. Dari hasil persilangan antara generasi F1 berwarna ungu ini dihasilkan dari generasi Linaria maroccana dengan perbandingan F2 keseluruhan antara bunga warna ungu : merah : putih adalah 9 : 3 : 4.

Setelah dilakukan penelitian, warna bunga merah ini disebabkan oleh antosianin atau suatu pigmen yang berada dalam bunga. Bunga warna merah sendiri diidentifikasi sebagai bunga yang tidak memiliki antosianin.

Dari penelitian yang lebih jauh lagi, ternyata warna merah itu sendiri disebabkan oleh antosianin yang hadir dalam kondisi sel yang asam dan jika hadir dalam kondisi basa akan dihasilkan oleh bunga yang berwarna ungu.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel. Ketika bunga Linaria maroccana merah disilangkan dengan yang putih, semua keturunan pertamanya (F1) berwarna ungu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak biasa karena warna ungu merupakan fenotipe baru. Dari hasil F1 sulit ditentukan genotipe yang dominan. Jika sesama F1 disilangkan dihasilkan keturunan kedua (F2) dengan perbandingan ungu:merah:putih=9:3:4, suatu perbandingan yang tidak biasa dalam hukum Mendel. Namun kita dapat menduga bahwa persilangan tersebut adalah dihibrida (Adalah persilangan antar induk yang memiliki dua sifat beda).

Fenotipe ungu yang berjumlah 9 menunjukkan bahwa fenotipe ungu muncul karena adanya dua faktor dominan yang hadir bersama. Jadi, fenotipe ungu merupakan fenotipe tersembunyi yang akan muncul jika ada dua faktor dominan hadir bersama. Fenotipe putih berjumlah 4 menunjukkan bahwa fenotipe putih muncul karena adanya faktor dominan, sebab jika putih adalah resesif, perbandingannya pasti 1.

Karena adanya faktor tersembunyi itulah maka peristiwa ini disebut sebagai kriptomeri, kriptos=tersembunyi. Penelitian terhadap sitoplasma sel menunjukkan bahwa:
Bunga merah memiliki sitoplasma sel yang bersifat asam, dan warna merah disebabkan karena pigmen antosianin. Bunga putih memiliki sitoplasma sel yang bersifat basa tanpa antosianin. Antosianin dominan terhadap tanpa antosianin, sedangkan basa dominan terhadap asam. Pigmen antosianin di lingkungan sitoplasma sel yang asam menghasilkan warna merah, sedangkan di lingkungan sitoplasma sel yang basa, menghasilkan warna ungu.