Biologi

Fungsi Saraf Tulang Belakang

Berikut akan dijelaskan secara singkat fungsi saraf tulang belakang. Adapun fungsi saraf tulang belakang adalah membawa sinyal motorik, sensorik, dan otonom antara sumsum tulang belakang dan tubuh. Manusia memiliki 31 pasang saraf tulang belakang yang terdiri dariĀ  delapan pasang serviks, dua belas pasang toraks, lima pasang lumbal, lima pasang sakral, dan satu pasang kosigeal. Empat pasang serviks pertama berfungsi menghasilkan berbagai saraf pada leher dan kepala bagian belakang.

Fungsi Utama Sumsum Tulang Belakang. Secara umum fungsi sumsum tulang belakang meliputi:

1. Komunikasi antar Saraf

Dalam menjalankan fungsinya, sel-sel saraf (neuron) harus berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi yang terjadi adalah penghantaran sinyal-sinyal listrik. Pertama-tama sensor tubuh menerima rangsangan, lalu sensor yang notabene adalah sel saraf ini mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal-sinyal listrik ini nantinya akan disampaikan ke otak untuk diolah. Namun, sebelum mencapai otak, sinyal-sinyal ini terlebih dahulu bermuara ke sumsum tulang belakang, yang kemudian diteruskan ke otak untuk diolah. Setelah otak mengolahnya maka muncullah perintah, sinyal-sinyal perintah ini kemudian disalurkan lagi ke sumsum tulang untuk kemudian di sampai ke efektor tubuh.

2. Gerak tubuh dan kerja organ

Ketika seseorang berjalan, beberapa otot kaki akan berkontraksi. Gerakan melangkahnya kaki ini mungkin terlihat sederhana dan mudah, karena kita sudah terlalu sering melakukannya, padahal ada banyak faktor yang harus dikoordinasikan dengan benar agar gerakan ini dapat terjadi. Bagian sumsum tulang belakang yang terdiri dari neuron ini mengirimkan sinyal ke otot kaki dan membuatnya meregang atau berkontraksi. Hasilnya adalah gerakan bolak-balik yang terjadi saat seseorang berjalan. Begitupula dengan gerak tubuh lainnya, termasuk organ-organ dalam, baik diawali oleh sebuah rangsangan ataupun perintah langsung dari otak.

3. Gerak Refleks

Refleks merupakan respons spontan akibat rangsangan yang melibatkan otak, sumsum tulang belakang, dan saraf pada sistem saraf perifer. Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada latihan olahraga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian klasikal.

Jenis Gerak Refleks

a. Jenis gerak refleks akibat adanya otot rangka yang bergerak. Contoh : Fleksor, Ekstensor, Alat gerak, Statokinetik.

b. Jenis gerak refleks yang melibatkan fungsi organ internal. Contoh : Pencernaan, Jantung, Ekskresi, Sekresi

c. Jenis gerak refleks berdasarkan tingkat kompleksitas neuron (saraf). Refleks monosynaptic (atau monosegmental), yang hanya banyak melibatkan satu segmen dari sistem saraf pusat, Refleks multisynaptic (atau intersegmental), yang akan melibatkan lebih dari satu segmen dari sistem saraf pusat, Refleks monosynaptic juga berarti hanya ada satu neuron yang akan terlibat setiap jalan di jalan ke sumsum tulang belakang (disebut aferen atau neuron sensorik) atau satu dari sumsum tulang belakang (disebut eferen atau juga neuron motorik). misalnya dari refleks monosynaptic merupakan patela (knee jerk) refleks.