Biologi

Perbedaan antara Metode Ilmiah dan Metode Pengamatan.

Gejala alam dapat diamati dengan metode ilmiah dan metode pengamatan.

Metode ilmiah

Metode ilmiah digunakan jika pengamatan dilakukan di dalam laboratorium. Untuk mengamati gejala-gejala alam dengan metode ilmiah harus melalui beberapa langkah berikut :
a. Merumuskan masalah
Untuk menyusun kerangka berpikir hal yang harus dilakukan meliputi mengumpulkan keterangan atau data yang berkaitan dengan masalah. Kegiatan ini berguna untuk menemukan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Keterangan itu dapat diperoleh dari wawancara dengan para pakar, sumber di perpustakaan atau laporan hasil penelitian orang lain.
b. Merumuskan Hipotesis
Merumuskan hipotesis bisa memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan fakta dan hasil penelitian.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta. Hipotesis dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Hipotesis alternatif adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh dan Hipotesis nol adalah dugaan yang menyatakan tidak ada pengaruh.

c. Eksperimen
Eksperimen adalah usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data dan informasi dalam rangka menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Tujuan eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti nyata dan percobaan.
d. Membuat kesimpulan (teori)
Berdasarkan hasil eksperimen dapat ditarik kesimpulan suatu kesimpulan, dapat menerima hipotesis atau menolak hipotesis.
e. Menguji teori/Mengulangi eksperimen (eksperimen lanjutan)
Kesimpulan suatu percobaan biasanya merupakan permasalah baru yang menimbulkan hipotesis baru. Hal ini memerlukan eksperimen lanjutan.

Contoh tahapan kerja dalam metode ilmiah
Contoh tahapan kerja dalam metode ilmiah

Metode Pengamatan

Adapun metode pengamatan digunakan jika pengamatan terhadap gejala alam dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan gejala alam dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba atau dengan dicicipi serta diukur.
a. Melihat
Pengamatan dengan indera penglihatan digunakan untuk mengamati warna, bentuk, ukuran, pola, dan peristiwa. Dengan melihat, kita dapat mengetahui besar kecilnya ukuran benda atau jauh dekatnya benda dari suatu acuan.
b. Mendengar
Pengamatan dengan indera pendengaran berkaitan dengan bunyi. Mendengar digunakan untuk mengenal kuat lemahnya bunyi serta nada dan warna bunyi.
c. Mencium
Pengamatan dengan indra pembau digunakan untuk mengenali zat kimia, seperti bensin, minyak, tanah, dan minyak kayu putih.
d. Meraba
Pengamatan dengan indra peraba digunakan untuk mengenali panas, dingin, keras, lunak, kasar, dan halus suatu benda.
e. Pengamatan
Pengamatan dengan mencipipi digunakan untuk mengenal suatu zat dari rasanya. Misalnya kita dapat membedakan tepung gula dengan tepung terigu dari rasanya.
f. Mengukur
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat indra tanpa mengcu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kualitatif. Adapun pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Hasil pengukuran yang diperoleh dengan pengamatan kuantitatif lebih teliti. Beberapa alat ukur yang sering digunakan antara lain neraca(timbangan), mistar, gelas ukur, stopwatch, termometer, dan lain sebagainya.

Perbedaan antara  metode  ilmiah dan metode pengamatan

  • Metode ilmiah digunakan jika pengamatan dilakukan di dalam laboratorium. Untuk mengamati gejala-gejala alam dengan metode ilmiah harus melalui beberapa langkah atau tahap ilmiah seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, eksperimen, membuat kesimpulan (teori), dan menguji teori (eksperimen lanjutan).
  • Metode pengamatan digunakan jika pengamatan terhadap gejala alam dilakukan secara langsung di lapangan. Pengamatan gejala alam dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba atau dengan dicicipi serta diukur