Biologi

Pembentukan Tulang Keras

Pembentukan Tulang Keras (Osteon)

Pembentukan tulang keras terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi osteoblas.

Tulang keras (osteon)
Osteoblas juga menempati jaringan seluruhnya dan membentuk sel-sel tulang. Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Dalam matriksnya kandungan kolagen sangat sedikit, sedangkan bahan anorganik lainnya seperti kalsium, fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit sangat banyak didapati.Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Berdasarkan pada struktur penyusunnya, maka tulang keras dibedakan menjadi dua bagian:
1. Jaringan tulang keras atau kompak. Jaringan ini sendiri mempunyai matriks yang lebih rapat. Ia juga memiliki sistem havers dengan 4 sampai 20 lamela.
2. Jaringan tulang spons. Jaringan ini tersusun dari matriks yang memiliki banyak rongga. Pada jenis tulang keras yang satu ini tidak dijumpai adanya havers, hanya trabekula.

Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh manusia semuanya berasal dari material yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan :
• Periosteum
• Tulang kompak
• Tulang spongiosa
• Sumsum tulang