Geografi

Sebutkan 5 contoh dampak kerusakan hutan

Hutan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis bagi kehidupan manusia. Namun, bagaimana jika hutan yang ada di wilayah kita mengalami kerusakan. Berikut di bawah ini adalah 5 contoh dampak kerusakan hutan, semoga bermanfaat.

5 contoh dampak kerusakan hutan adalah: 1. Terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. 2. Terjadi lahan kritis sehingga tanaman tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. 3. Terjadi perubahan iklim karena adanya gangguan pengaturan klimatologis 4. Kepunahan berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati. 5. Kerusakan akibat kebakaran hutan mengganggu kesehatan dan aktivitas manusia.

Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

Pohon adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budi daya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.

Hutan Indonesia merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati dan memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim dan ketahanan air. Hutan juga menjadi tempat tinggal bagi banyak kelompok masyarakat adat dan komunitas lokal. Sektor kehutanan telah dipenuhi eksploitasi yang berlebihan, konflik sosial, dan korupsi. Tata kelola hutan tengah dalam kondisi kritis pada berbagai level. Pendekatan lanskap yang lintas yurisdiksi dan menghargai hak asasi manusia (HAM) dapat membantu memastikan konektivitas ekologi dan keberlanjutan.

Dalam melakukan kerjanya, WWF bertujuan untuk meraih visi-visi khusus untuk hutan, di antaranya adalah meningkatkan kawasan lindung dan menambah luasan hutan di bawah manajemen yang semakin baik. Selain itu, WWF berupaya untuk menghentikan deforetasi dan melakukan restorasi terhadap lanskap hutan yang terdegradasi.

WWF akan mendorong praktis manajemen terbaik dalam hutan produksi dan terus mengembangkan skema inovasi seperti tentang masyarakat di sekitar area konsesi hutan. WWF terlibat secara aktif dalam kerja sama bersama masyarakat madani dan mendukung inisiatif dan kerja-kerja advokasi demi terwujudnya tata kelola kawasan lindung dan konservasi yang adil, memetakan, mengakui, dan melakukan tata kelola kawasan dan teritorial adat. Bersama para mitra, WWF mengembangkan restorasi kawasan gambut di Sumatera dan Kalimantan, serta mengembangkan program lainnya yang terintegrasi pada sistem konservasi sungai dan sumber air tawar.