Kimia

Apa itu Senyawa Karbon Organik dan Senyawa Karbon Anorganik

Dalam kehidupan kesehariannya, manusia tidak akan terlepas dari senyawa kimia. Senyawa kimia berdasarkan jenis unsur pembentukannya dibedakan menjadi senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa karbon, komponen utamanya disusun oleh unsur karbon.

Gula pasir merupakan senyawa karbon organik
Gula pasir merupakan senyawa karbon organik

Senyawa Karbon Organik dan Senyawa Karbon Anorganik

Manusia sejak zaman dahulu sudah mengenal jika berbagai zat dapat dihasilkan dari mahluk hidup. Bangsa Mesopotania Kuno sudah mengenal zat-zat pewarna dari hewan Mollusca. Begitu pun bangsa Mesir Kuno sudah mengenal formalin yang digunakan sebagai zat pengawet dapat dihasilkan oleh semut.

Karl Wilhelm Scheele (1742 – 1786) pada tahun 1780 membedakan senyawa-senyawa ke dalam dua kelompok, yaitu:

  1. Senyawa organik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh mahluk hidup.
  2. Senyawa anorganik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh benda mati.

Pada perkembangannya yakni pada tahun 1807, Jons Jacob Berzelius (1779 – 1848) menyatakan teori vis vitalis, yaitu bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan daya hidup (vis vitalis), sehingga menurut Jons Jacob Berzelius tidak mungkin senyawa organik dibuat di laboratorium dengan menggunakan bahan senyawa anorganik.

Sampai abad ke-19, teori dari Karl Wilhelm Scheele dan Jons Jacobs Berzelius masih terus dipegang karena belum pernah ada senyawa organik yang dibuat di laboratorium. Sampai kemudian seorang ahli kimia yang juga murid dari berzelius yang bernama Friederich Wohler (1800 – 1882) berhasil mengembangkan teori sebelumnya, setelah dia berhasil menyintesis senyawa organik dari anorganik di laboratorium. Senyawa organik tersebut adalah urea. Urea adalah senyawa yang dihasilkan dari urine makhluk hidup. Friederich Wohler telah menggunakan perak sianat yang direaksikan dengan amonium klorida menghasilkan amonium sianat. Reaksinya adalah:

AgOCN + NH4Cl → NH4OCN + AgCl

Ternyata ketika amonium sianat diuapkan untuk memperoleh kristalnya, pada pemanasan yang lama, amonium sianat berubah menjadi urea. Reaksinya :

NH4OCN → (NH2)2CO (urea)

Sejak penemuan Friederich Wohler itulah banyak disintesisi zat-zat organik menggunakan zat-zat anorganik di laboratorium.

Dengan keberhasilan Wohler menyintesis urea dari amonium sianat, para ahli kimia kemudian membedakan senyawa karbon menjadi senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik.

Contoh senyawa karbon organik: C2H5OH, C6H12O6, CH4, C2H8 dan lain-lain.

Contoh senyawa karbon anorganik: CO2, H2CO3, AgOCN, CO dan lain-lain.