Kimia

Bagaimana cara memberi nama senyawa biner ionik dan berikan contohnya

Bagaimana cara memberi nama senyawa biner ionik? Cara memberi nama senyawa biner ionik adalah menyebutkan nama unsur logam dan non logam dengan rangkaian Logam-non logam diberi akhiran –ida.
Contoh

RUMUS KIMIA NAMA SENYAWA
NaCl Natrium klorida
MgBr2 Magnesium bromida
Al2O3 Aluminium oksida
ZnS Seng sulfida
CaO Kalsium oksida
Mg3N2 Magnesium nitrida

 

Untuk senyawa yang bilangan oksidasinya lebih dari satu jenis maka perlu dituliskan dengan angka romawi setelah nama logam disebutkan.

Contoh :

RUMUS KIMIA NAMA SENYAWA
FeO Besi (II) oksida
Cu2O Tembaga (I) oksida
FeCl3 Besi(III) klorida
PbI2 Timbal (II) iodida
CuS Tembaga (II) sulfida
SnO2 Timah (IV) oksida
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri atas dua jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3) dan metana (CH4). Ketiga senyawa tersebut hanya tersusun atas dua jenis unsur yaitu hidrogen dan oksigen pada senyawa air, nitrogen dan hidrogen pada amonia serta karbon dan hidrogen pada metana. Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa biner dibedakan menjadi dua jenis yaitu senyawa biner ionik dan senyawa biner kovalen.
Senyawa biner ionik adalah senyawa biner yang terbentuk karena ikatan ion (logam dengan non logam) sedangkan senyawa biner kovalen adalah senyawa biner yang terbentuk karena ikatan kovalen (non logam dengan non logam). Kedua jenis senyawa biner ini memiliki aturan tata nama yang berbeda. Untuk memahaminya, silahkan kalian simak secara seksama penjelasan berikut ini.
Senyawa biner ionik terbentuk dari ikatan ion antara unsur logam dan nonlogam. Pada ikatan ion terjadi serah terima elektron dimana unsur yang melepaskan elektron (logam) akan menjadi ion positif atau kation sedangkan unsur yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Berikut ini adalah beberapa nama kation dan anion yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Unsur logam atau unsur yang bertindak sebagai kation ditulis di depan dan unsur nonlogam atau unsur yang bertindah sebagai anion ditulis di belakang. Contoh: besi klorida ditulis FeCl3 bukan Cl3Fe, karena Fe merupakan unsur logam ditulis di depan sedangkan Cl unsur nonlogam ditulis di belakang.

Nama unsur logam (di depan) disebutkan, diikuti nama unsur nonlogam ditambah akhiran ida. Berbeda dengan senyawa kovalen (nonlogam dan nonlogam), untuk senyawa ion (logam dan nonlogam) jumlah unsur tidak perlu disebutkan dengan awalan Yunani.

Contoh:

KBr
:
Kalium bromida (bukan kalium monobromida)
MgBr2
:
Magnesium bromida (bukan magnesium dibromida
 

B)Logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, bilangan oksidasinya ditulis dalam kurung dengan angka romawi.

Contoh:

Cu2O
:
Tembaga (I) oksida
CuO
:
Tembaga (II) oksida
FeCl2
:
Besi (II) klorida
FeCl3
:
Besi (III) klorida
 

Unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu di antaranya: Fe, Sn, Hg, Au, Pb dan Cu. Bilangan oksidasi (biloks) adalah nilai muatan (dapat berharga positif atau negatif) dari atom dalam pembentukan suatu molekul atau ion. Adapun aturan penetapan biloks dibahas lebih lanjut dalam materi reaksi redoks (reduksi-oksidasi).