Kimia

Fungsi Radioaktif Sebagai Sumber Radiasi

Radioaktivitas mengacu pada partikel yang dipancarkan dari inti sebagai akibat dari ketidakstabilan nuklir. Karena inti mengalami konflik intens antara dua kekuatan terkuat di alam, seharusnya tidak mengherankan bahwa ada banyak isotop nuklir yang tidak stabil dan memancarkan semacam radiasi. Jenis yang paling umum dari radiasi disebut alpha, beta, dan radiasi gamma, tetapi ada beberapa varietas lain peluruhan radioaktif.

Berikut adalah fungsi radioaktif sebagai sumber radiasi.

A. Bidang Kedokteran. Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.

B. Bidang Industri. Digunakan untuk:

  1. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
  2. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
  3. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
  4. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.

C. Bidang Peternakan. Digunakan untuk:

  1. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
  2. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan sehingga mandul.
  3. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama untuk membunuh telur atau larva.
  4. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian untuk memperpanjang masa penyimpanan.

Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:

  1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
  2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
  3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
  4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.