Kimia

Kegunaan Unsur Iodium dan Sejarah Unsur Iodium

Nama unsur iodium berasal kata Yunani untuk violet, iodes. Unsur iodium mempunyai:

  • Nomor atom: 53
  • Berat atom: 126,90447
  • Titik lebur: 386,85 K (113,7 ° C atau 236,7 ° F)
  • Titik didih: 457,55 K (184,4 ° C atau 364,0 ° F)
  • Kepadatan: 4.93 gram/cm3
  • Fasa pada Suhu Kamar: Padat
  • Klasifikasi unsur: Non-logam
  • Nomor periode: 5
  • Nomor golongan: 17
  • Nama golongan: Halogen
  • Perkiraan Kelimpahan di kerak bumi: 4,5 × 10-1 miligram per kilogram
  • Perkiraan Kelimpahan di Laut: 6 × 10-2 miligram per liter
  • Jumlah Isotop Stabil: 1
  • Energi ionisasi: 10,451 eV
  • Bilangan oksidasi: +7, +5, +1, -1
Garam iodium
Garam iodium

Sejarah

Iodium ditemukan oleh kimiawan Perancis Barnard Courtois pada tahun 1811. Courtois sedang penggalian natrium dan kalium senyawa dari abu rumput laut. Setelah senyawa ini dihilangkan, ia menambahkan asam sulfat (H2SO4) untuk memproses lebih lanjut abu. Dia sengaja ditambahkan terlalu banyak asam dan violet berwarna awan meletus dari massa. Gas kental pada benda logam di dalam ruangan, menciptakan iodium padat. Hari ini, yodium terutama diperoleh dari deposito natrium iodat (NaIO3) dan natrium periodat (NaIO4) di Chile dan Bolivia.

Kegunaan Iodium

Iodium yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Iodium merupakan bagian dari tiroksin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yang mengendalikan tingkat tubuh dari perkembangan fisik dan mental. Kurangnya iodium juga dapat menyebabkan gondok, pembengkakan kelenjar tiroid. Iodium ditambahkan garam (garam beryodium) untuk mencegah penyakit ini.

Iodium digunakan sebagai tes untuk pati dan ternyata memberikan warna biru ketika terjadi kontak dengan itu. Kalium iodida (KI) digunakan untuk membuat film fotografi dan, bila dicampur dengan yodium dalam alkohol, sebagai antiseptik untuk luka luar. Sebuah isotop radioaktif iodium, iodium-131, digunakan untuk mengobati beberapa penyakit kelenjar tiroid. Iodium murni beracun jika tertelan.