Kimia

Sebutkan Bunyi Hukum Kekekalan Massa (Lavoiser) dan Contohnya

Bunyi Hukum Kekekalan Massa (Lavoiser) ” Dalam reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Contoh Hukum Lavoiser: Apabila kita membakar kayu, maka hasil pembakaran hanya tersisa abu yang massanya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan berarti ada massa yang hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan abu, gas karbon dioksida dan uap air. Jika massa gas karbon dioksida dan uap air yang menguap diperhitungkan (ikut ditimbang), maka hasilnya akan sama.

Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.

Hukum Kekekalan Massa

Awal abad ke 17, seorang ilmuwan dari Rusia bernama Mikhail Lomonosov mempublikasikan hasil penemuannya mengenai kekelalan massa. Kemudian, menyusul beberapa tahun kemudian, seorang ahli kimia Prancis yakni Antoune Laurent Lavoisier mengemukakan kembali teori tersebut. Sehingga hukum kekekalan massa kerap disebut sebagai hukum Lomonosov-Lavosier. Berikut adalah ulasan lebih lanjut mengenai Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia.

  1. Sejarah Munculnya Hukum Kekekalan Massa

Sebelum ilmu kimia modern muncul, berkembanglah teori di kalangan ilmuwan mengenai air yang akan menjadi residu jika dipanaskan terus menerus. Peristiwa ini dapat diartikan bahwa air berubah menjadi tanah akibat proses pemanasan yang berkelanjutan. Teori lainnya mengatakan bahwa zat dapat dihilangkan melalui serangkaian proses.

Namun, Lavoisuer tidak sepakat akan teori tersebut. Melalui percobaannya, ia membuktikan adanya teori lain. Salah satu percobaan yang pernah dilakukannya adalah memanaskan air dalam suatu wadah. Sebelum memanaskannya, ia menimbang terlebih dahulu air beserta tempatnya. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui selisih berat sebelum dan sesudah dipanaskan. Hal ini menjadi bakal dari pernyataan bahwa api tidak mempengaruhi massa benda. Setelah dipanaskan, wadah beserta air ditimbang kembali. Berat tempat air berkurang, namun berat residu dan air bertambah. Ternyata, pertambahan air dan residu sama beratnya dengan pengurangan berat bejana. Selain percobaan ini, Lavoisier juga melakukan 2 percobaan lainnya menggunakan timah putih dan raksa. Ketiga percobaan membuktikan bahwa massa suatu benda tetap sama. Penemuan ini menjadikan Lovoisier diakui sebagai bapak Kimia modern hingga kini.

  1. Bunyi Hukum Kekekalan Massa

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia merupakan prinsip bahwa massa suatu materi tak pernah berkurang atau bertambah. Jumlah massa tetap sama, meski sudah melewati berbagai macam reaksi. Pada 1785, Lovoisier mengatakan bahwa Dalam setiap reaksi kimia yang terjadi, jumlah massa zat-zat baik sebelum dan sesudah reaksi terjadi adalah tetap

  1. Aplikasi Hukum Kekekalan Massa

Hukum ini sangat berguna bagi ilmu kimia modern. Hukum Kekekalan Massa dapat terjadi jika sebuah reaksi kimia dilakukan di tempat tertutup dan tidak ada reaksi yang keluar dari tempat tersebut. Selain itu, zat yang ada di tempat masih dalam kondisi sama, baik sesudah maupun sebelum terjadi reaksi kimia.