Kimia

Sifat Fisika dan Sifat Kimia Halogen

Ada enam unsur di golongan VIIA, kolom berikutnya adalah VIII A merupakan golongan terakhir dari tabel periodik. Seperti yang diharapkan, unsur ini memiliki sifat tertentu yang sama. Mereka semua membentuk diatomik molekul (H2, F2, Cl2, Br2, I2, dan At2) dan mereka semua bentuk ion bermuatan negatif (H, F, Cl, Br, I, dan At).

Wujud halogen
Wujud halogen

Ketika sifat kimia dari unsur-unsur dibahas, hidrogen dipisahkan dari yang lain dan astatin diabaikan karena bersifat radioaktif. Isotop yang paling stabil dari astatin memiliki waktu paruh kurang dari satu menit. Akibatnya, sampel senyawa astatin terbesar kurang dipelajari sampai saat ini. Unsur-unsur di golongan VIIA, oleh karena itu bepusat pada empat unsur yakni fluor, klor, brom, dan iodium. Unsur-unsur ini disebut halogen (dari Hals Yunani, “garam,” dan gennan, “untuk membentuk atau menghasilkan”) karena mereka benar-benar pembentuk garam.

  1. Sifat-sifat Fisis

Titik didih dan titik leleh naik seiring dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan elektronegatifitas yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII A, fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen.

  1. Sifat kimia

Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua (diatom) F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.

Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang baik. Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi.

Reaksi-reaksi halogen sebagai berikut.

  1. Reaksi Halogen dengan Logam

Halogen bereaksi dengan semua logam dalam sistem periodik unsur membentuk halida logam. Jika bereaksi dengan logam alkali dan alkali tanah, hasilnya (halida logam) dapat dengan mudah diperkirakan, sedangkan bila bereaksi dengan logam transisi, produk (halida logam) yang terbentuk tergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktannya.

Reaksi: 2 M + n X2 →2 MXn, dengan: M = logam dan X = F, Cl, Br, I

Tidak seperti unsur logam, semakin ke bawah halogen menjadi kurang reaktif karena afinitas elektronnya semakin berkurang, atau dengan kata lain afinitas elektron F2 > Cl2 > Br2 > I2.

  1. Reaksi Halogen dengan Hidrogen

Halogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrogen halida (HX). Hidrogen halida sangat berharga karena bersifat asam jika dilarutkan dalam air. Kecuali hidrogen fluorida, semua hidrogen halida yang lain merupakan asam kuat jika dimasukkan ke dalam larutan

Reaksi: H2(g) + X2 →2 HX(g), dengan X = F, Cl, Br, I

  1. Reaksi Halogen dengan Halogen Lain

Halogen mempunyai molekul diatomik, maka tidaklah mengherankan jika dapat terjadi reaksi antarunsur dalam golongan halogen. Reaksi antarhalogen ini dapat disamakan dengan proses redoks, di mana unsur yang lebih reaktif merupakan oksidator, sedangkan unsur yang kurang

reaktif merupakan reduktor

Reaksi: X2 + Y2 → 2 XY, dengan X, Y = F, Cl, Br, I