Sosial Umum

Kapitalisme, Sosialisme, dan Komunisme

Perang perifer seperti yang terjadi di Vietnam adalah bagian dari Perang Dingin.

Sepanjang abad ke-20, kapitalisme di Barat dan di bagian lain dunia diperjuangkan sebagai alternatif sosial ekonomi untuk komunisme. Yang terakhir ini dikembangkan oleh totalitarianisme blok timur.

Konflik antara kedua cara organisasi ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai Perang Dingin, mengadu Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemimpin masing-masing kelompok, di bidang ekonomi, inovasi teknologi, pengaruh politik, dan kekuatan militer. Namun, itu adalah konfrontasi tidak langsung: tak satu pun dari negara-negara ini menyatakan perang satu sama lain.

Posisi tradisional, yang diwarisi dari konflik, menyoroti kebebasan kapitalisme, inovasi dan caral daya saingnya, dalam menghadapi penindasan dan kemiskinan yang dialami rezim komunis di Asia dan Eropa Timur. Pada gilirannya, komunisme mencita-citakan masyarakat tanpa kelas sosial dan tanpa ketidakadilan negara-negara kapitalis.

Di sisi lain, sosialisme saat ini dianggap sebagai doktrin yang, dimasukkan ke dalam dunia kapitalis, mencoba mengatur pelaksanaan pasar melalui Negara untuk memaksanya menanggapi kebutuhan ekonomi dan sosial penduduk.

Banyak negara kapitalis yang relatif sukses memiliki caral yang dicap sebagai sosialis atau, paling banter, sosial demokrat. Dengan kata lain, mereka mencoba “menjinakkan” kapitalisme agar lebih manusiawi.

More in: Kapitalisme dan sosialisme