Seperti pada Zaman Tembaga dan Perunggu, ciri khas Zaman Besi adalah ditemukannya, penanganan dan mempopulerkan besi sebagai bahan terbaik untuk membuat perkakas, senjata, baju besi dan perkakas, menggantikan logam lain, walaupun masih belum diketahui secara pasti di cara apa.
Ada teori yang menyarankan pengenalannya dari Timur dan asimilasinya di Barat. Yang lain mendalilkan bahwa itu adalah bagian dari penilaian ulang perunggu, menggantinya agar tidak menyia-nyiakannya, seperti yang terjadi dalam penguburan dan upacara serupa lainnya.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa umat manusia lambat untuk memahami bahwa besi adalah logam yang lebih nyaman daripada perunggu, mengingat kerumitannya yang lebih besar untuk menempa.
Namun, Zaman Besi membawa serta perubahan budaya dan sosial yang penting, seperti:
- Eksploitasi besi besar-besaran memungkinkan massifikasi senjata, yang memungkinkan munculnya pemberontakan bersenjata yang membutuhkan waktu lebih dari 2.000 tahun untuk diselesaikan dan yang selamanya mengubah wajah Eropa.
- Orang-orang Celtic menyerbu sebagian besar Eropa, terutama Semenanjung Iberia, memunculkan orang-orang Celtiberia dan meletakkan dasar bagi sebagian besar budaya Spanyol.
- Ide benteng mulai menyebar, yang kemudian memunculkan pembangunan kastil dan benteng dengan gaya abad pertengahan.
- Munculnya besi memberi kekuatan militer kepada orang-orang yang pernah ditaklukkan, seperti suku Bantu Afrika, yang dengan demikian mampu memperluas dan mendominasi bidang sabana yang lebih luas, sehingga menjadi penduduk asli terkaya di Afrika Selatan.
- Menulis sudah menjadi bagian dari banyak masyarakat kuno, melalui berbagai sistem representasi. Untuk alasan ini, banyak dari mereka menjalani Zaman Besi sebagai bagian dari Sejarah mereka (dan bukan Prasejarah).