Umum

Penalaran induktif dan deduktif

Jika langit mendung berkali-kali mengeluarkan hujan, kita dapat meyakinkan bahwa itu akan selalu terjadi.

Dua bentuk utama klasifikasi penalaran adalah induktif dan deduktif. Mereka dibedakan satu sama lain oleh prosedur logis, yaitu, jenis operasi formal dan argumentatif yang mereka maksudkan, untuk mendapatkan kesimpulan mereka. Mari kita lihat secara terpisah:

penalaran deduktif. Seperti namanya, ini melibatkan penggunaan deduksi sebagai cara untuk menarik kesimpulan. Ini adalah bahwa, mengingat premis-premis spesifik dari tipe umum atau universal, adalah mungkin untuk mencapai kesimpulan dari tipe tertentu dan individu, berdasarkan apa yang kita anggap benar di tingkat global. Sebagai contoh: jika kita mulai dari premis bahwa anjing menggigit, dan bahwa hewan peliharaan kita memang seekor anjing, kita dapat mencapai kesimpulan deduktif logis bahwa hewan peliharaan kita mampu menggigit kita. Tentu saja prosedur ini tidak selalu benar, karena sepenuhnya bergantung pada validitas premis-premisnya.

penalaran induktif. Penalaran ini berlawanan arah dengan kasus sebelumnya, dimulai dari premis-premis partikular dan individual, untuk kemudian mencapai kesimpulan global atau universal. Ini membuatnya menjadi cara penalaran yang kurang logis, tetapi lebih probabilistik dan karena itu lebih berguna untuk memprediksi masa depan sampai batas tertentu. Misalnya, jika seseorang berbohong kepada kita sekali, kita akan berasumsi bahwa di masa depan mereka akan berbohong kepada kita lagi, bahkan jika ada kemungkinan bahwa ini tidak akan terjadi.