Umum

Sejarah industri tekstil

Revolusi Industri membawa bengkel produksi konstan.

Industri tekstil, secara tradisional, adalah bidang pekerjaan perempuan yang terjadi di rumah-rumah itu sendiri dan yang produksinya, paling banter, artisanal. Kain yang dihasilkan kemudian diturunkan ke penjahit atau penjahit, yang bertugas membuat potongan pakaian yang disesuaikan dengan pelanggan kaya, atau membuat potongan biasa untuk digunakan orang biasa.

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi selama tahap awal Revolusi Industri menyebabkan pemasangan bengkel (alat tenun) di mana kain dapat diproduksi secara konstan, masih menggunakan tenaga kerja manual dan sejumlah besar pekerja tekstil.

Kondisi ini berubah secara radikal ketika pada abad ke-18 dan khususnya abad ke-19, perangkat teknologi industri pertama muncul, yang ditujukan untuk mempercepat dan menggandakan produksi tekstil. Alat-alat ini mecararnisasi industri tekstil dan memungkinkan pembuatan kain secara massal, meskipun dengan biaya pengurangan jumlah pekerja.

Ada reaksi terhadap kedatangan teknologi ini, seperti demonstrasi Luddite yang kejam, tetapi keuntungan dari industri mekanis baru tidak dapat disangkal dan akhirnya dipaksakan hingga hari ini.

Faktanya, industri tekstil adalah industri pertama yang berkembang, ketika pesawat ulang-alik terbang pertama John Kay muncul pada tahun 1733. Pada awal 1800, hanya ada sekitar 350.000 pekerja tekstil di Inggris, dibagi antara benang dan kain. Pada awal abad ke-19, 40% ekspor negara ini terdiri dari tekstil.