Untuk mengamati sel diperlukan alat bantu mikroskop yang dapat memperbesar bayangan objek yang diamati. Macam-macam mikroskop, yaitu mikroskop sederhana, yang digunakan Robert Hooke untuk melihat sayatan gabus. Mikroskop cahaya, yang menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran. Mikroskop ini memerlukan lensa untuk memperbesar bayangan benda. Mikroskop elektron, yang menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan medan magnet sebagai pengganti lensa.

Penemuan Sel dan Teorinya

• Robert Hooke (1665), mengamati sayatan gabus dari tanaman Querqus suber dengan menggunakan mikroskop sederhana dan terlihat adanya ruang-ruang kosong seperti sarang Lebah. Oleh Robert Hooke, ruangan itu diberi nama sel  dari bahasa latin, Cell, yang berarti ruangan kosong.
• Jean Babsiste de Lamarck, menyatakan bahwa setiap makhluk hidup adalah kumpulan dari sel.
• Antonie van Leeuwenhoek (1650-1700), melihat organisme bersel satu dengan menggunakan mikroskop sederhana.
• Felix Dorjadin (1835), meneliti bahwa sel tersusun oleh substansi atau cairan yang disebut Protoplasma.
• Johanes Purkinye (1787-1869), menyatakan istilah protoplasma pertama kali pada cairan dalam sel.
• Mathias Schleiden (1838), menyatakan bahwa hewan dan tumbuhan mempunyai persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel.
• Theodor Schwann (1839), melakukan pengamatan pada sel hewan. Schleiden dan Schwann menyimpulkan bahwa sel merupakan komponen dasar semua mahkluk hidup (sel merupakan struktural kehidupan..
• Rudolf Virchow (1858), berpendapat bahwa setiap sel berasal dari sel sebelumnya (omnis cellula cellula.
• Max Schutze (1825-1874), menyatakan bahwa protoplasma merupakan substansi hidup, baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan.
• Thomas H.Huxley, menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
• Jacob Scheilden (1804-1881) adalah ahli botani yang menemukan bahwa suatu individu tersusun atas unit-unit kecil yang disebut sel. Scheilden mengamatinya melalui mikroskop untuk melihat struktur tumbuhan.